The Unpredictable and Unforgettable Moment in 2020
Halo semuanya...
Terakhir aku menulis blogpost di bulan Januari pas tahun baru, sekarang udah bulan April dan semuanya tampak begitu berbeda... Beberapa bulan terakhir ini aku yakin adalah momen yang tidak akan pernah dilupakan oleh manusia di seluruh dunia. Mana kepikiran sih, virus bakal membuat dunia 'shut down' dan umat manusia dipaksa 'istirahat' stay at home di saat dunia sedang 'berjalan' begitu cepat.
Well, that's life.
Kita yang terbiasa membuat rencana dan terbiasa akan kepastian hidup kali ini harus berserah dengan keadaan. Dan semuanya berubah dengan sangat cepat. Bikin kaget. Aku sadar perubahan belakangan ini cepat sekali, sadarnya karena pas banget Maret kemarin tuh aku dan keluarga sebenarnya ada rencana pergi ke Eropa untuk ibadah dan mengunjungi keluarga besar. Beli tiket Januari, selisih 2 minggu Itali lockdown. Lalu seminggu kemudian Perancis lockdown. Januari tuker mata uang euro masih di angka 15ribuan, di bulan Maret tiba-tiba menyentuh angka 18ribu. Minggu pertama dan kedua di bulan Maret event di Jakarta lagi padat, minggu ketiga Maret mall udah tutup. Crazy.
Aku juga yakin bukan cuma aku yang punya segudang rencana lalu bubar jalan. Yang mau sidang skripsi terpaksa harus dilakukan via online, yang mau menikah terpaksa ditunda, yang mau perjalanan ibadah tidak bisa, yang punya target bisnis tinggi tiba-tiba malah anjlok drastis. Kita semuanya struggling, dengan level kesulitannya masing-masing.
Di awal terjadi wabah COVID-19, aku stress banget sampai muncul psikosomatis. Enggak sakit tapi badan rasanya sakit karena sugesti. Ya bayangin aja ketika bersin di depan umum orang enggak lagi bilang 'bless you' malah melototin kita seakan kita ini penyebar virus berbahaya. Batuk dikit parno, demam dikit udah mikir aneh-aneh. Lalu untungnya perasaan overthinking itu bisa berkurang sejak aku self-isolation bersama keluarga di Bandung. Sejak adek disuruh WFH, papi dan mami langsung menjemput kami untuk pulang ke Bandung dengan kendaraan pribadi. Sudah sebulan aku di Bandung dan belum tahu sampai kapan.
Kemarin aku sempat curhat di IG stories soal kulitku yang malah lebih rewel selama di rumah aja dibandingkan biasanya. Responnya banyak sekali, banyak yang mengalami hal sama denganku. Aku cuma merasa mungkin ada stress dan rasa was-was yang tertimbun, maklum aja ini kita semua lagi mengalami masa emergency. Badan dan pikiran kita kaget karena ada perubahan drastis. Aku cuma mau bilang, cari cara yang membuat diri kita feels better. Jangan dipaksakan. Dan cara setiap orang berbeda. Ada yang merasa lebih baik setelah olahraga, ada yang merasa lebih baik setelah tidur siang. Jangan tertekan melihat teman-teman di socmed sibuk produktif dan olahraga dari rumah. Do what makes you feel good. Listen to your body. Badan dan pikiran kita lagi menghadapi masa sulit sekarang ini, jangan ditambahin bebannya. Dan ingat bersyukur!! Sekarang hal kecil jadi terasa luar biasa. Apalagi nih buat kita yang bisa menikmati privillege #dirumahaja dan dalam keadaan sehat, harusnya kita bersyukur banget banget.
Terus jadi membayangkan rasanya ketika semua ini sudah pulih, kita enggak lagi menyia-nyiakan moment. Pergi hang out bareng teman-teman, flight subuh, berenang di laut, makan siang di luar, menghirup aroma kopi di cafe, ikut kelas yoga, bahkan cipika-cipiki. Things are gonna change. Aku selalu berharap, perubahan nanti pasti baik adanya. Semuanya sudah Tuhan atur dan rencana Tuhan selalu baik. Kita sebagai manusia, tetaplah berpegang pada iman dan jangan putus harapan.
With Love,
Agnes Oryza
gatau kenapa, baca ini rasanya setuju, benar tiba-tiba keadaan mengahruskan kita untuk men-"shutdown" kegiatan, stres ? pasti. untuk kalangan manapun. tiba-tiba kita diharuskan stay at home pasti akan merasakan stres. semoga bumi lekas membaik. baca blog ini sekali langsung jatuh hati. im your fan~
ReplyDelete